Powered By Blogger

Minggu, 12 Juni 2011

PARASITOLOGI (banyak sel = multi sel )


2.      banyak sel (multi sel )
- nematode
-  cestoda
-  trematoda

NEMATODA

Tanda –tanda umum :
1.      bentuk silindris bulat panjang
2.      tubuhnya tertutup kutikula
3.      mempunyai rongga tubuh
4.      jenis kelamin terpisah , jenis jantan < betina
5.      ukauran panjang bervariasi mm s/d cm
6.      system pencernaan dan system reproduksi sempurna

Nematoda usus / intestinal :
<   Ascaris lumbricoides ( cacing gelang, cacing perut)
<   Trichuris trichiura ( cacing cambuk )
<   Ancylostoma duodenale (cacing kait )
<   Necator americanus ( cacing kait)
<   Enterobius vermicularis ( caing kremi)
<   Stronggloides stercorales 

Nematoda jaringan :
<   Trichinella spiralis
<   Wuchereria bancrofti ( filarial limfotik)
<   Brugia malayi
<   Brugia timori

Ascaris lumbricoides
( cacing usus, cacing perut, cacing gelang )

Daerah Penyebaran :
˜  Keadaan lingkungan jelek
˜  Banyak lalat / kecoa
˜  Tidak memperhatikan kebersihan makanan / minuman 

Sifat
˜  Patogen, menimbulkan penyakit askariasis
˜  Termasuk soil transmitted helminth
˜  Manginfeksi anak / dewasa, ank > dewasa
˜   Main di tanah merupakan factor resiko
˜  gizi jelek akan memperburuk infeksi 

Morfologi
--  ciri – ciri dewasa :
1.      merupakan cacing usus yang paling panjang
2.      posisinya melayang didalam usus
3.      pada bagian mulut mempunyai tiga bibir dan terdapat kelenjar yang menghasilkan zat askaron (protein ) menjadi alergi
4.      mempunyai jenis kelamin terpisah, jantan 15 – 25 cm ujung posterior melengkung ke ventral, betina 25 – 40 cm ujung posterior lurus. Ovipar bertelur dua ratus ribu butir per hari.
5.      mampu hidup dalam hospes < satu tahun
6.      di luar hospes mati, sehingga tidakmencemari lingkungan 

--  ciri – ciri telur
1.      telur fertile ( dibuahi ), telur yang dihasilkan setelah terjadi perkawinan
2.      telur unfertile, telur yang dihasilkan walaupun tidak terjadi perkawinan

--  Telur fertile :
1.      bentuknya bulat dapat berkembang menjadi larva
2.      dapt mencemari lingkungan, ukuran 50 – 70 mikron
3.      mempunyai dinding tebal terdiri atas 3 lapisan :
§  lapisan albumoid barombak, bergelombang, paling luar
§  lapisan hialin, tengah
§  lapisan vitelina, paling dalam
4.      lapisan albumoid mudah lepas : telur decorticated
5.      mengandung sel ovum tidak bersegmen
6.      mengapung dalam larutan garam jenuh

--  Telur unfertile :
1.      bentuknya elips
2.      ukuran 80 – 85 mikron
3.      mengandung sel ovum atrophi
4.      tidak mengapung dalam larutan garam jenuh
5.      dindingnya lebih tipis jika dibandingkan telur fertile
6.      tidak dapat berkembang menjadi larva

Lingkaran Hidup
-  hospes definitive : manusia
-  hospes antara : lalat / kecoa sebagai vector mekanik
-  habitat : usus halus
-  bentuk infektif : telur mengandung larva
- cara infeksi : malalui makanan atau minuman yang terkontaminasi

Faktor resiko terjdinya infeksi
1.      suka main  di tanah
2.      tidak mencuci tangan sebelum makan
3.      memanfaatkan feces sebagai pupuk tanaman
4.      banyak lalat / kecoa, BAB sembarang tempat 

Gejala Klinis
-  Stadium larva : batuk, sesak napas (loefloer syndrome), radang paru-paru (pneumonia)
- Stadium dewasa : mengabsorbsi zat makanan yang berada di dalam usus halus sehingga terjadi mal nutrisi, jika jumlahnya banyak menyebabkan sakit perut terutama pada anak2.

Diagnosis
- Memeriksa feces penderita untuk melihat telur
1.      secara langsung : garam fisiologis, eosin atau lugol ( kualitatif)
2.      secara tak langsung : metode pengapungan ( larutan garam jenuh ), metode kato (kualitatif , berat/ringan, infeksi)

Pengobatan
-  upixon ( peperazin sitrat)
-  combantrin (pirantel pamoate)

Pencegahan
-  mengobati sumber infeksi
-  memperbaiki lingkungan
-  mengurangi populasi lalt / kecoa
-  menjaga kebersihan makanan dan minuman
-  anak –anak dilarang main di tanah
-  membiasakan mencuci tangan sebelum makan


TRICHURIS TRICHIURA
(cacing usus, cacing cambuk, whip worm)
Daerah Penyebaran
§  keadaan lingkungan jelek
§  banyak lalat / kecoa sebagai vector mekanik
§  tidak menjaga kebersihan lingkungan 

Sifat :
§  Patogen, menimbulkan penyakit trichuriasis
§  Termasuk Soil transmitted helminth
§  Menginfeksi segala umur dan semua jenis kelamin
§  Main di tanah merupakan factor resiko
§  Keadaan social ekonomi rendah, prevalensinya tinggi 

Morfologi
§  Dewasa, ciri-ciri :
1.      bentuknya seperti cambuk, bagian anterior kecil, bagian posterior besar
2.      bagian anterior mukosa usus hospes, terjadi pendarahan yang sifatnya kronis
3.      jenis kelamin terpisah : a). jenis jantan : 3-4 cm, ujung posterior melengkung ke ventral b). jenis betina : 4-5 cm, ujung posterior lurus ovipar.
4.      hidup di dalam hospes sampai beberapa tahun
5.      di luar hospes segera mati sehingga tidak mencemari lingkungan
§  stadium telur, ciri-ciri:
1.      bentuknya seperti tong
2.      mempunyai tutup pada kedua ujungnya
3.      mengandung ovum yang tidak bersegmen
4.      mengapung dalam larutan garam jenuh
5.      ukuran 50x25 mikron
6.      mencemari lingkungan 

Lingkaran Hidup
§  Hospes definitive : manusia
§  Hospes antara : lalat / kecoa sebagai vector mekanik
§  Habitat : usus besar / colon
§  Bentuk infektif : telur mengandung larva
§  cara infeksi : melalui makanan / minuman tecemar bentuk infektif

Faktor Resiko Terjadinya Infeksi
§  tidak menjaga kebersihan makanan / minuman
§  tidak mencuci tangan sebelum makan
§  suka bermain dengan tanah (pada anak-anak)
§  BAB sembarang tempat

Gejala klinis
§   Stadium dewasa menembus mukosa usus. Pendarahan kronis sehingga menyebabkan anemia
§  pada infeksi berat menimbulkan prolapsus rekti

Diagnosis
§  Pemeriksaan langsung ( kualitatif ) feces penderita :
  1. dengan larutan garam fisiologis
  2. dengan larutan eosin
  3. dengan larutan lugol
§  Pemeriksaan tidak langsung feces penderita : larutan garam jenuh atau metode kato
Pengobatan
  • Mebendazol
Pencegahan
  • Memperbaiki lingkungan
  • Mengurangi populasi vector mekanik (lalat/ kecoa )
  • Menjaga agar makanan / minuman tidak tercemar
  • Mencuci tangan sebelum makan
  • Pengobatan masal setiap 6 bulan sekali
  • Anak-anak dilarang main di tanah
  • Dilarang BAB di kebun

ANCYLOSTOMA DUODENALE
( cacing tambang, cacing kait, hook worms )

Daerah Penyebaran
  • Keadaan lingkungan jelek
  • Tidak memekai alas kaki
  • Memanfaatkan feces sebagai pupuk tanaman
Sifat
  • Pathogen
  • Menimbulkan penyakit ankilostomiasis
  • Termasuk soil transmitted helminth
  • Stadium telur maupun larva dapat hidup di luar hospes dan mencemari lingkungan
Morfologi
Dewasa, ciri-ciri:
  • Pada bagian mulut terdapat gigi berbentuk kerucut
  • Mengaitkan diri pada mukosa usus dengan menggunakan giginya
  • Pada bagian mulut  terdapat kelenjar : zat anti pembekuan darah
  • Jenis kelamin terpisah :
1.  jantan : 8 mm, ujung posterior kutikula melebar, bursa kopulatrix (untuk menempel pada betina untuk kawin)
2.      betina : 12,5 mm, ujung posterior lurus, ovipar
o   mampu mengisap darah 0,2 cc / ekor / hari
o   mampu hidup dalam hospes 3- 4 tahun

Telur, ciri-ciri:
  • bentuknya oval
  • dindingnya jernih transparan
  • mengandung ovum bersegmen
  • mengapung dalam larutan garam jenuh
  • dapat mencemari lingkungan
  • di luar hospes menetas menjadi larva
  • ukuran 40x65 mikron
Larva, ciri-ciri
  • ditemukan di luar hospes, mencemari lingkungan
  • keadaan tanah yang berpasir dan lembab
  • ada 2 jenis larva :
1.   larva rabhidiform : makan zat organic ( langsung menetas di tanah menjadi larva)
2.      larva filariform : tidak makan dan sifatnya infektif
o   hidup diluar hospes 10 hari

Lingkaran Hidup
  • hospes definitive : manusia
  • hospes antara : tidak ada
  • bentuk infektif : larva filariform
  • cara infeksi : menembus kulit kaki di antara jari kaki
Faktor Resiko:
  • tidak memakai alas kaki
  • keadaan lingkungan jelek
  • suka bekerja di kebun
  • sos ek rendah
  • keadaan tanah berpasir dan lembab
Gejala Klinis
  • Stadium larva filariform menembus kulit di antara jari kaki, dermatitis
  • Stadium dewasa mengaitkan diri pada mukosa usus, terjadi pendarahan kronis menyebabkan anemia
Diagnosis
  • Pemeriksaan feces langsung: garam fisiologis, garam eosin, lugol
  • Pemeriksaan feces tidak langsung : metode kato, garam jenuh
Pengobatan
  • Combantrin (pirantel pamoat)
Pencegahan
  • Mengobati seumber infeksi ( selektif treatment)
  • Memperbaiki lingkungan
  • Memakai alas kaki bila berada di kebun
  • Pengobatan masal ( jika prevalensinya > 80 %) setiap 6 bulan
  • Pengobatan selektif jika prevalensi > 50 %
  • Tidak BAB di sembarang tempat

NECATOR AMERICANUS
(cacing tambang, cacing kait, hook worms)

Daerah Penyebaran
  • Keadaan lingkungan jelek
  • Tidak memekai alas kaki
  • Memanfaatkan feces sebagai pupuk tanaman
  • Lebih banyak ditemukan di Indonesia daripada a. duodenale
Sifat-sifatnya :
  • Pathogen
  • Menimbulkan penyakit ankilostomiasis
  • Termasuk soil transmitted helminth
  • Stadium telur maupun larva dapat hidup di luar hospes dan mencemari lingkungan
Morfologi
o   Bentuk dewasa : hampir sama dengan a. duodenale bedanya pada mulut terdapat gigi bentuk lempengan ( cutting plate)
o   Bentuk telur sukar dibedakan dengan a. duodenale
o   Larva: hampir sama dengan a. duodenale, anemia < a. duodenale

Lingkaran Hidup
o   Sama seperti a. duodenale

Gejala Klinis
o   Sama seperti a. duodenale, perbedaannya : stadium dewasa mampu menghisap darah 0,03 cc / ekor / hari sehingga menimbulkan anemia tetapi lebih ringan daripada a. duodenale

Diagnosis,pengobatan, pencegahan : sama seperti a. duodenale


ENTEROBIUS VERMICULARIS
(cacing kremi / pin worms)
Daerah Penyebaran
§  Padat penduduknya
§  Tidak memperhatikan kebersihan kebersihan makanan / minuman 

Sifat :
§  Pathogen
§  Menimbulkan penyakit enterobiasis
§  Banyak diderita pada anak-anak
§  Tidak termasuk soil transmitted helminth

Factor Resiko
§  Anak sehabis bangun tidur kemudian makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu

Morfologi
§  Stadium dewasa
1.      bentuknya seperti benang warnanya putih
2.      nematode intestinal yang ukurannya paling pendek hampir sama dengan cacing kait
3.      bagian anterior : kutikula melebar ke samping, cervical alae / cephalic alae
4.      dalam habitatnya menempel pada mukosa usus hospes
5.      jenis kelamin terpisah :
§  jantan : 2-4 mm, ujung posterior melengkung, mati setelah kawin
§  betina : 8 – 12 mm, ujung posterior lurus, ovipar mampu hidup  3 minggu
§  stadium telur
1.      bentuk asimetris, plano-konveks, seperti huruf D
2.      dindingnya jernih transparan
3.      telah mengandung embrio
4.      mengapung dalam larutan garam jenuh
5.      tidak ditemukan dalam feces penderita, tetapi peri anal
6.      ukuran 30 x 60 mikron

Lingkaran Hidup
§  hospes definitive : manusia, terutama pada anak-anak
§  hospes antara :-
§  habitat ; coecom / colon
§  bentuk infektif : telur mnegandung larva
§  cara infeksi : - auto infeksi : menginfeksi diri sendiri
                                    - retro infeksi : menginfeksi kembali
                                    - inhalasi 

Gejala Klinis
§  stadium dewasa pada malam hari migrasi dari usus menuju ke tepi anus untuk meletakkan telurnya
§  insomnia ( tidak bisa tidur pada malam hari )
§  pruritus ani ( gatal di sekitar anus )

Diagnosis
§  memeriksa telur dengan metode anal swab
§  dilakukan pada pagi hari sebelum bangun tidur 

Pengobatan
§  combantrin

Pencegahan ;
§  mengobati sumber infeksi
§  mencuci tangan sebelum makan
§  menjaga kebersihan maknanan / minuman jangan sampai terkontaminasi telur E. vermicularis 

Epidemiologi
§  penting untuk penyebaran : tangan, debu / udara
§  sering terjadi infeksi keluarga, anak dalam kelas, asrama


Stonggyloides stercoralis 
Daerah penyebaran :
§  keadaan lingkungan jelek
§  kebiasaan tidak memakai alas kaki
§  suka bekerja di kebun
§  feces sebagai pupuk tanaman
§  keadaan tanah berpasir dan lembab

sifat
§  pathogen, stongiloidiasis
§  termasuk soil transmitted helminth
§  partenogenesis: tanpa kawin bertelur, yang infertile dapat berkembang menjadi larva

Morfologi
Dewasa:
§  silindris bulat panjang
§  merupakan nematode intestinal yang ukurannya paling pendek
§  jenis kelamin terpisah: jenis betina 2.5 mm, ujung posterior lurus ovavivipar, jantan jarang ditemukan
§  ditemukan didalam vili duodenum dan jejunum
§  ada 2 tipe : - hidup dalam hospes (parasitic )     - hidup diluar hospes (bebas mencemari lingkungan)
telur :
§  bentuknya oval : 55x30 mikron
§  dindingnya tipis ,jernih , transparan
§  telah mengandung larva
§  jarang dalam feces
§  telur menetas di dalam usus : larva rabhidiform keluar bersama feces dan berkembang menjadi larva filariform
Larva:
§  larva rabhidiform  (dapat hidup di luar hospes)
§  larva filariform : bentuk infektif ( dapat hidup di luar hospes)

Lingkaran Hidup
§  hospes definitive : manusia
§  hospes antara : -
§  habitat : usus halus ( di bawah mukosa )
§  bentuk infektif : larva filariform
§  cara infeksi : menembus kulit kaki hospes

Perjalanan dalam tubuh manusia :
Larva filariform menembus kulit ikut aliran darah, menuju ke jantung, paru-paru, saluran nafas, saluran pencernaan, sampai halus, berkembang menjadi dewasa.
Di paru - paru manimbulkan loeflor syndrome ( stadium larva)

Gejala Klinis :
  • stadium larva : dermatitis dan pneumonia
  • stadium dewasa : diare disertai darah dan mucus
Diagnosis :
  • memeriksa feces penderita menemukan larva rabhidiform
Pengobatan
  • Thiobendazol
Pencegahan :
  • Mengobati sumber infeksi
  • Memperbaiki lingkungan, memakai alas kaki


WUCHERERIA BANCROFTI
Daerah Penyebaran :
§  Ditemukan di daerah tropis / subtropis
§  Daerah perkotaan / urban dan pedesaan / rural
§  Keadaan lingkungan jelek
§  Sarang nyamuk culex ( comberan  ) atau anopheles

Sifat:
§  patogen, menimbulkan penyakit elephantiasis/ kaki gajah
§  nematode jaringan : kelenjar limfe, saluran limfe    

Morfologi
Dewasa :
§  bentuknya seperti benang
§  mempunyai jenis kelamin terpisah : - jantan : 4cm, ujung posterior melengkung ke ventral     - betina : 10 cm ujung posterior lurus, ovovivipar
§  mampu hidup dalam hospes ; 5 – 10 tahun
§  Kelenjar limfe / saluran limfe inguinal ( pangkal paha )
Mikrofilaria :
§  Mempunyai selubung
§  Ruang kepala : panjang = lebar
§  Mempunyai inti yang merata
§  Pada ujung posterior tidak ditemukan inti
§  Berada dalam darah tepi saat tertentu : malam hari ( periodic notural )
§  Kadang – kadang ditemukan dalm urin
§  Ukuran 7x 290 mikron
§  Segera mati jika tidak dihisap oleh nyamuk
·                     Larva:
§  Dapat ditemukan di dalam nyamuk culex atau anopheles ; stadium satu , stadium dua , stadium tiga.

·                     Lingkaran Hidup :
§  Hospes definitive : manusia
§  Hospes antara : culex quenque fasciatus, anopheles
§  Habitat : saluran limfe / kelenjar limfe ( inguinal )
§  Bentuk infektif : larva stadium tiga
§  Cara infeksi : gigitan nyamuk yang mengandung larva stadium tiga

·                     Gejala Klinis :
§  Asimtomatis : sebagian besar penduduk
§  Simtomatis :
1.      akut : panas hilang timbul , peradangan kelenjar / saluran limfe / alat genital
2.      kronis : oedema (kaki mulai membengkak ) , kaki membengkak, alat genital membengkak

·                     Diagnosis :
§  pemeriksaan darah sesuai dengan perioditasnya
§  gejala klinis 

·                     Pengobatan :
§  Dietil karbamasin (DEK)

·                     Pencegahan :
§  Mengobati sumber infeksi
§  Menghidarkan diri dari gigitan nyamuk
§  Memperbaiki lingkungan : menghilangkan sarang nyamuk
·                      

Brugia malayi
Daerah Penyebaran / Faktor Resiko :
§  Daerah tropis / subtropis
§  Indonesia : penyebarannya paling banyak jika dibandingkan dengan w. bancrofti
§  Daerah berawa –rawa, persawahan
§  Banyak nyamuk mansonia / anopheles 

Sifat :
§  Patogen, menimbulakn penyakit kaki gajah, alat kelamin normal => filariasis
§  Nematode jaringan 

Morfologi :
Dewasa :
§  Bentuknya hampir sama dengan W. bancrofti
Microfilaria  :
§  Mempunyai selubung
§  Ruang kepala : panjang = 2 x lebar
§  Inti mengelompok
§  Ujung posterior ditemukan inti
§  Sifat periodic : nocturnal, sub periodic nocturnal, non periodic
§  Segera mati jika tidak dihisap nyamuk 

Lingkaran Hidup:
-  Hospes definitive : manusia
-  Hospes antara : nyamuk Mansonia, anopheles
-  Habitat : keleenjar / saluran limfe
-  Bentuk infektif : larva stadium tiga
-  Cara infeksi : gigitan nyamuk yang mengandung larva stadium tiga

Gejala Klinis :
-  Asimtomatis : sebagian besar penduduk tidak menunjukkan gejala
-Simtomatis :
1.   akut : panas hilang timbul, peradangan pada inguinal ( alat genital normal) , abses pecah menjadi ulcus
2.      kronis : oedema pada kaki, kaki /tangan membengkak, alat genital normal.

Diagnosis :
-  gejala klinis
-  pemeriksaan darah disesuikan dengan tipe periodisitas : diambil dari ujung jari, darah vena. 

Pengobatan :
-  pada stadium awal (akut) : dietyl karbamasin
-  pada stadium lanjut sukar disembuhkan 

Pencegahan :
-  mengobati sumber infeksi
-  menghindari kontak nyamuk, memperbaiki lingkungan


Brugia timori
Daerah Penyebaran / Faktor Resiko :
-  di Indonesia bagian Timur 

sifat :
-  patogen, menimbulakan penyakit kaki gajah
-  gejala klinis hampir sama dengan Brugia malayi :
1.      kaki bengkak di bawah lutut
2.      alat genital normal
3.      peradangan kelenjar limfe inguinal
4.      timbul abses inguinal pecah menjadi ulcus
-  nematode jaringan 

Morfologi
Dewasa:
-  sukar dibedakan dengan W. bancrofti maupun B. malayi

Mikrofilaria :
-  mempunyai selubung
-  ruang kepala = panjang 3x lebar
-  intinya mengelompok
-  ujung posterior terdapat inti
-  periodic noktural ( malam hari )
-  segera mati jika tidak dihisap nyamuk
Larva : hampir sama dengan larva B. malayi

Lingkaran Hidup
-  Hospes definitive : manusia
-  Hospes antara : anopheles
-  Habitat : kelenjar / saluran limfe
-  Bentuk infektif : larva stadium tiga
ü  Cara infeksi : gigitan nyamuk yang mengandung larava stadium tiga


Trichinella spiralis
Daerah Penyebaran / factor resiko:
§  Penduduk mempunyai kebiasaan makan daging babi yang tidak dimasak dengan baik.

Sifat :
§  Nematoda jaringan
1.      dewasa : di dalam intestinum ( lama hidup singkat )
2.      larva : di dalam jaringan / otot ( dapat hidup lama ), jaringan otot yang selalu bergerak.
§  Patogen, stadium larvanya menimbulkan penyakit trichinosis dengan gejala utama mialgia ( sakit pada otot)

Morfologi
Dewasa :
§  Nematode yang menginfeksi manusia dengan ukuran paling pendek
§  Jenis kelamin terpisah
§  Jantan : panjang 1,4 – 1,6 mm segera mati setalah melakukan perkawinan
§  Betina : ukurannya lebih panjang : 3 – 4 mm sifatnya vivipar
§  Habitat : usus halus, umur pendek
Larva :
§  Hidup dalam jaringan / otot seran lintang, membentuk kista
§  Hidup lama : 6 bulan, kadang – kadang 10 -30 tahun

Lingkaran hidup :
§  Hospes definitive : tikus, babi , manusia
§  Hospes antara : tidak ada
§  Habitat : sub-mukosa usus halus
§  Bentuk infektif : larva di dalam jaringan
§  Cara infeksi : makan daging babi yang mengandung larva dan tidak dimasak dengan baik.
Gejala Klinis :
§  Stadium larva menyebabkan sakit pada otot / mialgia
Diagnosis :
§  Serologis, biopsy jaringan
Pengobatan :
§  Thiobendazol
Pencegahan :
§  Mengobati sumber infeksi
§  Memasak daging babi dengan baik sebelum dimasak
§  Tidak memelihara babi


CESTODA
Tanda – tanda umum :
1.      tubuhnya pipih seperti pita bersegmen – segmen
2.      tubunya terbagi atas skoleks, leher, dan strobila, strobila terbagi ats segmen – segmen yang disebut proglotid.
3.      jenis kelamin hermaprodit
4.      tidak mempunyai rongga tubuh
5.      tidak mempunyai system pencernaan
6.      system ekskresi dan system saraf sederhana
7.      system reproduksi sempurna
8.      stadium dewasa di dalam intestinum hospes
Macam – macam cestoda:
1.      Taenia saginata
2.      Taenia solium
3.      Echinococcus granulosus
4.      Hymenolepis nana
5.      Hymenolepis diminuta
6.      Dyphilidium caninum
7.      Dyphylobothrium latum


Taenia saginata
Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  Keadaan lingkungan jelek
§  Daerah peternakan sapi
§  Kebiasaan mamakan daging sapi tanpa dimasak dengan baik
Sifat :
§  Patogen :
1.      stadium dewasa manimbulkan penyakit taenasis saginata
2.      gejala utama : malnutrisi , diarrhea
§  termasuk ordo Cyclophilidae oleh karena mempunyai skoleks bentuk globular ( bulat )
Morfologi
Dewasa :
§  Bentuknya pipih seperti pita bersegmen – segmen
§  Panjangnya : 10 – 24 m
§  Tubuhnya terbagi atas : skoleks, leher dan strobila
§  skoleks : bentuknya globular, mempunyai 4 alat hisap ( sucker ), tidak mempunyai rostelum ( tonjolan) maupun kait
§  strobila : 1000 – 2000 proglotid ( imatur , matur , gravid ) matur : ada ovarium dan testis, gravid : terdapat telur
§  mampu hidup dalam hospes  : 10 tahun
§  sifatnya hermaprodit 

Proglotid Gravid Taenia saginata
§  bentunya empat persegi panjang
§  uterus bentuk batang
§  cabang uterus kelateral : 15 – 30 buah
§  porus genitalis terletak di bagian tepi lateral
§  keluar dari tubuh hospes bersama feces dalam bentuk tiap –tiap segmen ( single )
Telur :
§  Bentuknya bulat, ukuran 31 x 43 mikron
§  Berdinding tebal, bergaris radier
§  Mengandung oncosphere (hexacanth embrio ) : embrio mempunyai 6 buah kait
§  Tidak mengapung dalam larutan garam jenuh

Larva ;
§  Bentuknya seperti gelembung
§  Mempunyai skoleks, disebut Cysticercus bovis ( cacing gelembung )

Lingkaran Hidup :
§  Hospes definitive : manusia
§  Hospes antara : sapi
§  Habitat : usus halus
§  Bantuk infektif : larva/ cacing gelembugn (Cysticercus bovis )
§  Cara infeksi : makan dagign sapi mengadung larva tanpa dimasak
Gejala Klinis :
§  Stadium dewasa : diarrhea, malnutrisi
Diagnosis : 
§  Memeriksa feces : telur / proglotid gravid
Pengobatan :
§  Atebrin
§  Yomesan
Pencegahan :
§  Mengobati sumber infeksi
§  Memperbaiki lingkungan
§  Memasak daging sapi sebelum dimakan


Taenia solium
Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  Keadaan lingkungan jelek
§  Daerah peternakan babi
§  Kebiasaan makan daging babi yang tidak dimasak dengan baik
§  Kurang memperhatikan kebersihan makanan / minuman 

Sifat :
§  Patogen : menimbulkan penyakit
1.      stadium dewasa : taeniasis solium
2.      satadium larva : cysticercosis
§  ordo cyclophilidae : skoleks bentuk globular 

Morfologi
Dewasa :
§  Bentuknya pipih seperti pita bersegmen-segmen
§  Panjang : 2 – 3 m
§  Tubuhnya terbagi : skoleks, leher, strobila
§  Skoleks : bentuk globular, mempunyai 4 buah alat hisap mempunyai rostelum dan mempunyai kait
§  Strobila : 8000 -900 proglotid : imatur , matur, gravid
§  Hermaprodit
§  Mampu hidup dalam hospes : 25 tahun
Proglotid Gravid Taenia solium :
§  Bentuk empat persegi panjang
§  Uterus bentuk batang
§  Mempunyai percabangan kelateral : 5 – 10 buah
§  Mempunyai porus genitalis di bagian tepi
§  Dikeluarkan dari hospes bersama feces dalam bentuk rangkaian ( 2 – 3 segmen bersama-sama )
Telur:
§  Bentuk bulat
§  Berdinding tebal bergaris radier
§  Mengapung dalam larutan garam jenuh
§  Infektif : menimbulkan cysticercosis
Larva :
§  Bentuk gelembung ( cacing gelembung )
§  Mempunyai skoleks
§  Disebut cysticercus cellulose

Lingkaran Hidup :
§  Hospes definitive  : manusia
§  Hospes antara : babi ( bentuk infektif : larva ), lalat ( bentuk infektif : telur)
§  Habitat : usus halus
§  Cara infeksi :
1.      telur mengkontaminasi makanan / minuman
2.      makan daging babi mengandung larva tanpa dimasak dengan baik
Gejala Klinis :
§  Taeniasis : diarrhea
§  Cysticercosis : mialgia (sakit pada otot )
Diagnosis :
§  Memeriksa feces menemukan telur / proglotid gravid dalam bentuk rangkaian
§  Biopsy
Pengobatan :
§  Atebrin
§  Yomesan
Pencegahan :
§  Mengobati sumber infeksi, memasak daging babi sebelum dimakan
§  Memperbaiki lingkungan, menjaga kebersihan makanan / minuman


Echinococcus granulosus
Penyebaran / factor resiko :
-  Keadaan lingkungan jelek
-  Penduduk banyak memelihara anjing
-  Tidak memperhatikan kebersihan makanan / minuman
Sifat :
-  Patogen, larvanya menyebabkan hidatidosis
-  Termasuk ordo cyclophilidae : skoleks bentuk globular
-  Stadium dewasa : ditemukan pada anjing yang merupakan hospes reservoir
Morfologi
Dewasa ;
-  Cestoda yang ukurannya paling pendek
-  Panjangnya 3 – 6 mm
-  Tubuhnya terbagi atas : skoleks, leher, strobila
-  Strobila : terbagi menjadi tiga proglotid ( imatur, matur, gravid )
-  Skoleks : bentuk globular, mempunyai 4 alat hisap, mempunyai rostelum dan kait – kait.
Proglotid Gravid :
-  Bentuknya empat persegi panjang
-  Uterus bentuk batan g
-  Mempunyai percabangan kelateral : 5 – 10 buah
-  Porus genitalis terletak di bagian tepi proglotid
Telur (seperti telur Taenia saginata ) :
-  Bentunya bulat
-  Berdinding tebal, bergaris radier
-  Mengandung oncosphere / hexacant embrio
-  Sifatnya innfektif terhadap manusia dan menimbulkan hidatidosis
Larva ( kista hidotid) :
-  Bentukyna seperti gelembung
-  Mempunyai dinding tebal berlapis – lapis
-  Lapisan dalam membentuk skoleks
-  Mengandung cairan yang toksik => pecah => alergi

Lingkaran hidup :
-  Hospes definitive : anjing
-  Hospes antara : biri-biri, babi, sapi
-  Habitat : usus halus
-  Bentuk infektif : larva ( kista hidotid )
-  Cara infeksi pada anjing : makan oragan hospes antara yang tidak dimasak dengan baik ( chinococcosis)
-  Cara infeksi pada manusia : telur masuk bersama makanan (hidatidosis)

Gejala Klinis :
-  Stadium larva pada manusia  menyebabkan kelainan fungsi organ yang terinfeksi ( hati,paru, otak )
Diagnosis : serologis, radiologis

Pengobatan :
-  Mebendasol dosis tinggi, jangka lama 

Pencegahan :
-  Mengobati sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan
-  Mencuci tangan sebelum makan
-  Tidak terlalu dekat dengan anjing
 
Hymenolepis nana
Daerah Penyebaran / Faktor Resiko  :
-  Keadaan lingkungan jelek
-Banyak hewan pengerat / tikus
-  Hygiene makanan / minuman kurang

Sifat :
- Patogen
1.      stadium dewasa menimbulkan penyakit himenolepiasis nana
2.      pada infeksi berat menimbulkan diare
-  juga disebut dwarf tape worm : cestoda ukuran pendek
-  termasuk ordo cyclophilidae : skoleks bentuk globular 

Morfologi
Dewasa :
-  Bentuknya pipih seperti pita bersegmen- segmen
-  Panjang  1 – 4 cm
-  Tubuhnya terbagi atas skoleks, leher, strobila
-  Skoleks : betuk globular, mempunyai 4 buah  alat hisap, mempunyai rostelum dan mempunyai kait-kait jumlahnya 20 – 30 buah
-  Strobila :
-  terdiri atas 200 proglotid (imatur, matur, greavid )
-  Proglotig Gravid : betuk trapezium, uterus bentuk kantong (saccus ), porus genitalis terletak di bagian tepi, keluar dari hospes : single
- Mampu hidup dalam hospes 2 minggu
Larva : disebut cysticercoid
Telur :
- Bentuknya oval
-  Ukuran 30 – 45 mikron
-  Mempunyai diding tebal (terdiri atas : 2 dinding )
-  Mempunyai filament diantara 2 dinding
-  Mengapung dalam larutan garam jenuh
-  Mengandung oncosphere / hexacant embrio : 6 kait

Lingkaran Hidup ;
-  Hospes definitive : manusia, tikus / mice
-  Hospes antara: pinjal, tanpa hospes antara
-  Habitat : usus halus ( sub mucosa usus halus )
-  Bentuk infektif : larva ( cysticercoid ) / telur
-  Cara infeksi : menelan pinjal / makanan tercemar telur / auto infeksi
Gejala Klinis :
-  Pada infeksi berat timbul diare
Diagnosis : memeriksa feces untuk melihat telur
Pengobatan : atebrin
Pencegahan :
-  Mengobati sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan , tidak makan pinjal
-  Menjaga kebersihan makanan / minuman


Hymenolepis diminuta
Daerah Penyebaran / FAktor Resiko :
-  Keadaan lingkungan jelek
-  Banyak hewan pengerat / tikus
-  Banyak kumbang tepung ( Tenebrio molitor )
Sifat:
-  Patogen, stadium dewasa menimbulkan penyakit himenolepis diminuta
- Termasuk ordo cyclophilidae: skoleks bentuk globular
-  Termasuk zoonosis : tikus –manusia  manusia –tikus
Morfologi
Dewasa :
-  Bentuk pipih seperti pita bersegmen-segmen
-  Panjang : 20 -60 cm
-  Tubuh terbagi atas : skoleks , leher , strobila
-  Skoleks : globular , 4 buah alat hisap, tidak mempunyai rostelum dan kait
-  Strobila : terdiri atas 800 – 1000 proglotid ( imatur , matur , gravid )
-  Gravid : bentuk trapesium, uterus bentuk kantong (saccus), porus genitalis di tepi lateral, keluar dalam hospes : single
Larva : cysticercoid
 
Telur :
-  Bentuk bulat mempunyai dua dinding
-  Diantara 2 dinding tidak ada filament
-  Mengapung dalam larutan garam jenuh
-  Mengandung oncosphere / hexacant embrio

Lingkaran Hidup
-  Hospes definitive  : manusia
-  Hospes antara : insecta => Tenebrio molitor ( kumbang gandum )
-  Habitat : usus halus
-  Bantuk infektif : larava cydticercoid
-  Cara infeksi : makan kumbang tepung yang mengandung cysticercoid
 
Gejala Klinis :
-  Infeksi berat, timbul diarrhea
Diagnosis : menemukan telur pada feces penderita
Pengobatan : atebrin
Pencegahan :
-  Mengobati  sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan, tidak makan kumbang tepung
-  Mengurangi populasi tikus


Dypilidium caninum

Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  Keadaan lingkungan jelek
§  Penduduk banyak memelihara anjing / kucing
Sifat :
§  Patogen : stadium dewasa menyebabkan penyakit dipilidiasis
§  Teramsuk ordo cyclophilidae : oleh karena mempunyai skoleks bentuk globular
§  Penyakit yang ditimbulkan termasuk zoonosis : dapat menular dari hewan ke manusia atau dari manusia ke hewan
Morfologi
Dewasa :
§  Bentuknya pipih seperti pita bersegmen-segmen
§  Panjangnya 15 – 40 cm
§  Tubuhnya terbagi atas : skoleks, leher dan strobila
§  Skoleks : bentuk globular, mempunyai 4 buah alat hisap, mempunyai rostelum yang sifatnya refraktil bentuknya seperti tanduk dan mempunyai 3 – 4 baris kait –kait.
§  Strobila : terbagi ats 200 proglotid ( imatur, matur dan proglotid )
Proglotid Gravid :
§  Bentuknya seperti biji melon
§  Uterus berbentuk kantong
§  Mempunyai dua buah porus genitalis yang terletak di bagian tepi kanan dan kiri
§  Mempunyai sepasang system reproduksi
Stadium telur :
§  Bentuknya seprti Taenia saginata / E. granulosus
§  Diletakkan dalam kelompok / saccus
Stadium larva :
§  Cysticercoid ( pada hospes antara pinjal )

Lingkaran Hidup
§  Hospes devinitif : anjing, kucing, manusia ( anak-anak )
§  Hospes antara : pinjal
§  Habitat : usus halus
§  Bentul infektif : larva cysticercoid
§  Cara infeksi : makna pinjal yang mengandung larva cysticercoid
Gejala Klinis
§  Infeksi berat terjadi diarrhea
Diagnosis :
§  Memeriksa feces menemukan telur dalam kelompok dan proglotid gravid
Pengobatan : atebrin
Pencegahan :
§  Mengobati sumbeer infeksi
§  Memperbaiki lingkungan
§  Mengurangi populasi pinjal dengan insektisida


Dyphilobothrium latum
Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  Keadaan lingkuangan jelek
§  Kebiasaan BAB di air ( yang tergenang )
§  Kebiasaan makan ikan tawar yang tidak dimasak dengan baik
Sifat :
§  Patogen : stadium dewasa menyebabkan  penyakit diphylobthridiasis
§  Temasuk ordo pseudophylidae : mwmpunyai skoleks bentk memanjang seperti sendok dan disebut bothria
Morfologi
Dewasa :
§  Bentuknya pipih seperti pita bersegmen –segmen
§  Panjangnya 10 m
§  Badannya terbagi atas : skoleks, leher dan strobila
§  Skoleks : bentunya memenjang seperti sendok (bothria), mempunyai 2 buah alat hisap ( dorsal dan ventral ), tidak mempunyai rostelum dan tidak mempunyai kait –kait
§  Strobila : terbag 3000 – 4000 proglotid ( imatur, matur dan gravid )
Proglotid gravid :
§  Bentuknya trapesium
§  Uterus melingkar
§  Porus genitalis terletak sentral
§  Keluar dari hospes dalam bentuk rangkaian
Larva :
§  Larva stadium I : coracidium
§  Larva stadium II : procercoid
§  Larva stadium III : pleurocercoid
Telur :
§  Bentuknya oval
§  Mengandung operculum ( tutup )
§  Tidak mengapung dalam larutan garamm jenuh
§  Hanya menetas bila berada dalam air
§  Ukuran 70 x 40 mikron

Lingkaran Hidup
§  Hospes definitive : manusia, hewan carnivore
§  Hospes  antara : cyclop , ikan air tawar ( salmon )
§  Habitat : usus halus
§  Bentuk infektif  : larva stadium III : pleurocercoid
§  Car infeksi : makan salmon yang mengandung pleuroceroid
Gejala Klinis
§  Anemia , defisiensi vitamin B12
Diagnosis : memeriksa feces penderita : telur, proglotid gravid, skoleks
Pengobatan : atebrin
Pencegahan :
§  Mengobati sumber infeksi
§  Memperbaiki lingkungan memasak ikan sebelum dimakan
§  Mengurangi populasi Cyclops dan ikan salmon


TREMATODA
Tanda –tanda umum 
1.      bentuknya pipih seperti daun kecuali golongan schistosoma bentuknya gilig memanjang
2.      Mempunyai 2 buah alat hisap oral sucker / acetalbulum
3.      Jenis kelamin hermaprodit kecuali schistosoma sp uniseksual
4.      Tidak mempunyai rongga tubuh
5.      system pencernaan, system ekskresi, system saraf : sederhana
6.      Sifatnya ovipar, telur mempunyai operculum kecuali schistosoma dan hanya menetas bila berada didalam air

Fasciola hepatica (cacing  hati)

Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  Keadaan lingkungan jelek
§  Kebiasaan BAB di air
§  Kebiasaan makan tanaman air yang tidak dimasak dengan baik
§  Banyak ditemukan keong jenis Limnea truncatula

Sifat-sifat :
§  Patogen : stadium dewasa menimbulkan penyakit fascioliasi shepatica
§  Termasuk food borne disease: penyakit yang penularannya lewat makanan ( tanaman air )
Morfologi 
Dewasa :
§  Bentuknya pipih seperti daun
§  Ukuran : 3x 1,5 cm, warnanya cokelat keabuan
§  Mempunyai dua buah alat hisap ( ora sucker dan ventral sucker )
§  Mempunyai conus / tonjolan bagian anterior : cephalic cone
§  Mampunyai intestinal coeca yang bercabang
§  Mempunyai system reproduksi : ovarium dan testis
§  Mempu hidup dalam tubuh hospes : 5 tahun ( kambing ), 9 – 13 tahun ( manusia
Telur:
§  Bentuknya oval
§  Mempuntai tutup ( operculum )
§  Warnanya cokle kekuningan
§  Ukuran 140 x 80 mikron
§  Tidak mengapung dalam larutan garam jenuh
§  Hanya menetas bila berada dalam air
Larva : cercaria bentuknya seperti kecebong mempunyai kepala dan satu ekor
    
Lingkaran Hidup
§  Hospes definitive : biri-biri, kambing, sapi ( hewan herbivore ) dan manusia
§  Hospes  antara I : keong Limnea truncatula
§  Hospes antara II: tanaman air ( morning glory)
§  Habitat : saluran empedu ( ductus biliverus )
§  Bentuk infektif : metasercaria
§  Carainfeksi ; makan tanaman air yang mengandung metacercaria
Gejala Klinis :
§  Hepatomegali
Diagnosis :
§  Memeriksa feces penderita dan menemukan  telur
Pengobatan :
§  Bithionol
Pencegahan :
§  mengobati sumber infeksi
§  mamaperbaiki lingkungan (tidak BAB di air )
§  memasak tanaman air sebelum dimakan
§  megurangi populasi keong

Faciolopsis buski

Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  keadaan lingkungan jelek
§  kebiasaan BAB di air
§  Kebiasaan makan tanaman air yang tidak dimasak dengan baik
§  Banyak populasi keong segmentina
Sifat :
§  Patogen : stadium dewasa menimbulkan penyakit fasciolopsiasis
§  Termasuk trematoda intestinal
§  Termasuk food borne disease
Morfologi
Dewasa :
§  Ukuran paling besar : panjang 2 – 7,5 cm, lebar 8 – 20 mm
§  Bentuk oval
§  Mempunyai dua buah alat hisap: oral sucker dan ventral sucker / acetabulum, terletak saling berdekatan
§  Tidak mempunyai tonjolan / cephalic cone
§  Intestinal coeca tidak bercabang
§  Mampunyai system reproduksi : testis dan ovarium
§  Mampu hidup dalam hospes kurang dari enam bulan
Telur dan larva : bentuknya  = Fasciola hepatica

Lingkaran Hidup
§  Hospes definitive : manusia, babi
§  Hospes antara I : keong segmentina
§  Hospes antara II : tanaman air
§  Habitat : usus halus
§  Bentuk infektif  : metacercaria
§  Cara infeksi : makan tanaman air yang mengandung metasecaria yang tidak dimasak dengan baik
Gejala Klinis :
§  Oedema, diarrhea, anemia
Diagnosis :
§  Memeriksa feces penderita untuk menemukan talur
Pengobatan : bithionol dan praziquantel
Pencegahan :
§  Mengobati sumber infeksi
§  Memperbaiki lingkungan ( tidak BAB di air )
§  Memasak tanaman air sebelum dimakan
 
Clonorchis sinensis
( Chinese liver fluke)
Daerah Penyebaran / factor resiko :
§  Keadaan lingkungan jelek
§  Kebiasaan BAB di air
§  Kebiasaan makan ikan air tawar tanpa dimasak dengan baik 
§  Banyak populasi keong Bithynia
Sifat :
§  Patogen : stadium dewasa menimbulkan penyakit clonorchiasis dengan gejala sakit kuning
§  Termasuk trematoda hati
§  Termasuk food borne disease
Morfologi
Dewasa :
§  Bentuknya sempit memanjang
§  Ukuran : panjang 10 – 25 mm, lebar 2 – 3 mm
§  Mampunyai oral sucker > ventral sucker
§  Intestinal coeca tidak bercabang
§  Jenis kelamin hermaprodit
§  Mampunyai sistem repproduksi : ovarium, testis posisi OTT (muka – belakang )
§  Mampu hidup dalm hospes 20 – 30 tahun
spina
 
Telur :
§  Bentuknya oval
§  Warna kuning kecokelatan
§  Mampunyai operkulum
§  Mempunyai spina (ekor ) di bagian posterior
§  Telah mengandung embrio
§  Tidak menetas bila berada dalam air
§  Baru menetas bila termakan keong
§  Tidak mnegapung dalam larutan garam jenuh
§  Ukuran 35 x 20 mikron

Larva : cercaria, ekor tidak bercabang

Lingkaran Hidup
§  Hospes definitive : amnesia, hewan carnivore
§  Hospes antara I : keong Bithynia
§  Hospes antara II : ikan air tawar ( chypinus )
§  Habitat : saluran empedu ( ductus choledochus )
§  Bentuk infektif : metacercaria
§  Cara infeksi : makna ikan air tawar yang mengadung metacercaria tanpa diamasak
Gejala Klinis
§  Pada infeksi berat : hepatomegali, diare, jaundice ( sakit kuning )
Diagnosis :
§  Memeriksa feces penderita menemukan telur
Pengobatan :
§  Bithionol, praziquantel
Pencegahan :
§  Mengoabti sumber infeksi
§  Mamperbaiki lingkungan (tidak BAB di air )
§  Memasak ikan sebelum dimakan
§  Mangurangi populasi keong (Bithynia )


Paragonimus westermani
Daerah penyebaran/ factor resiko :
-  Keadaan lingkungan jelek
-  Kebiasaan BAB di air
-  Kebiasaan membuang sputum / dahak di air
-  Kebiasaan makan kepiting / udang tidak dimasak dengan baik
-  Banyak populasi keong Melania libertina
Sifat :
n  Patogen, menimbulkan penyakit paragonimiasis
n  Termasuk trematoda paru
n  Termasuk food borne disease
Morfologi
Dewasa :
-  Bentuknya seperti biji kopi
-  Ukuran : panjang 8 – 12 mm, lebar 4- 6 mm, tinggi 3 – 5 mm
-  Mempunyai 2 buah alat hisap : oral sucker dan ventral sucker testis dengan posisi T : kanan- kiri
-  Mampu hidup dalam hospes  6 – 7 tahun

Stadium Larva : cercaria ekor mereduksi / buntung
Telur :
-  Oval
-  Warna cokelat keemasan
-  Ukuran 80 x 55 mikron
-  Mamapunyai operculum
-  Mengandung ovum tidak bersegmen
-  Tidak mengapung dalam larutan garam jenuh oleh karena mempunyai operculum
-  Menetas bila berada didalam air

Lingkaran Hidup
-  Hospes definitive : manusia, hewan carnivore
-  Hospes antara I : keong jenis Melania libertina
-  Hospes antara II : kepiting / udang
-  Habitat : paru-paru
-  Bentuk infektif :  metacercaria
-  Cara I nfeksi : makan kepiting / udang yang mengandung metacercaria
Gejala Klinis :
-  Batuk, sesak napas
Diagnosis : memeriksa sputum / feces untuk menemukan telur
Pengobatan : Bithionol , praziquantel
Pencegahan :
-  Mengobati sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan ( tidak BAB / buang sputum di air)
-  Memasak kepiting / udang sebelum dimakan


SCHISTOSOMA
Tanda-tanda umum :
1.      bentuk gilig memanjang, menyesuaikan habitat
2.      mempunyai jenis kelamin terpisah
3.      jenis jantan  < pendak jika dibandingkan yang betina
4.      jenis jantan mempunyai lekukan yang disebut canalis gynaecophorus yang selalu ditempati betina
5.      mempunyai dua buah alat hisap : oral sucker dan ventral sucker
6.      telur tidak mempunyai operculum dan telah mengandung miracidium
7.      hanya menetas bila berada didalam air


Schistosoma japonicum
Daerah penyebaran / factor resiko :
-  keadaan lingkungan jelek
-  kebiasaan BAB di air
-  kabiasaan kontak dengan air (petani)
-  banyak populasi keong jenis Oncomelania
-  di Indonesia banyak ditemukan di Sulawesi di sekitar danau Lindu
sifat :
-  Patogen, mneimbulkan penyakit schistomiasis
-Termasuk trematoda darah oleh karena habitatnya di pembuluh darah balik (vena)
-  Dalam lingkaran hidupnya mempunyai satu macam hospes antara
Morfologi
Dewasa :
-  Bentuk gilig memanjang
-  Mempunyai jenis kelamin terpisah : jenis jantan 2 cm, canalis gynaecophorus di ventral, testis ; jenis betina 3 cm
-  Tubuhnya tertutup kutikula
-  Mempunyai 2 buah alat hisap : oral sucker dan ventral sucker
Telur :
- Bentuknya oval
-  Ukuran : 100 x 65 mikron
-  Tidak mempunyai operculum
-  Mempunyai tonjolan di bagian anterolateral
-  Telah mengandung  miracidium
-  Hanya menetas bila berada di dalam air
Larva : cercaria ekornya bercabang dua

Lingkaran Hidup :
-  Hospes definitive : manusia
-  Hospes antara : keong oncomelania nosphora
-  Habitat : pembuluh darah balik (vena) disekitar colon asendens
-  Bentuk infektif : cercaria
-  Cara infeksi : menembus kulit terutama kulit kaki

Telur – jatuh di air – miracidium – dimakan keong – sporokista – cercaria -    cercaria keluar dari keong – menembus kulit kaki hospes

Gejala klinis :
-  Stadium larva : dermatitis
-  Stadium dewasa : diare, hepatosplenomegali (terutama telur)
Diagnosis : memeriksa feces penderita dan menemukan telur
Pengobatan : Niridasol, praziquntel
Pencegahan :
- Mengobati sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan
-  Mangurangi populasi keong
-  Memakai alas kaki

Schistosoma haematobium
Daerah Penyebaran / factor resiko :
-  Keadaan lingkungan jelek
-  Kebiasaan kontak dengan air (petani)
-  Banyak populasi keong jenis Bulinus, Planorbarius
-  Kebiasaan kencing dia air
Sifat :
-  Patogen, menimbulkan penyakit schistomiasis
-  Termasuk trematoda darah oleh karena habitatnya di pembuluh darah balik/ vena
-  Termasuk trematoda yang mempunyai 1 macam hospes antara
Morfologi
Dewasa :
-  Bentuk gilig memanjang
-  Mempunyai jenis kelamin terpisah
-  Jenis jantan : 1,5 cm, canalis gynaecophorus, testis
-  Jenis betina : 2 cm, ovarium
-  Tubuhnya tertutup kutikula dengan spina halus
-  Mempunyai dua buah alat hisap : oral sucker dan ventral sucker
Telur :
-  Betntuknya oval memanjang
-  Ukuran 150 x 50 mikron
-  Tidak mempunyai operculum
-  Telah mengandung miracidium
-  Mempunyai spina (tonjolan) di bagian posterior
-  Keluar bersama urin
Larva :
- Bentuk seperti kecebong
-  Mempunyai ekor bercabang
Lingkaran Hidup :
-  Hospes definitive : manusia
-  Hospes antara : keong bulinus / planorbarius
-  Habitat : pembuluh darah balik / vena disekitar kandung kencing (vesica urinaria)
-  Cara infeksi : menembus kulit terutama kulit kaki

Telur – jatuh di air – miracidium – dimakan keong – sporokista – cercaria – keluar dari keong – menembus kulit hospes

Gejala Klinis :
-  Cercaria menyebabkan dermatitis
-  Dewasa (telur) menyebabkan hematuria (kencing darah)
Diagnosis :
-  Pemeriksaan urin penderita untuk menemukan telur
Pengobatan :
-  Niridasol, praziquantel
Pencegahan :
-  Mengobati sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan
-  Mengurangi populasi keong
-  Memakai alas kaki

Schistosoma mansoni
Daerah Penyebaran / factor resiko :
-  Keadaan lingkungan jelek
-  Kebiasaan BAB di air
-  Kebiasaan kontak dengan air
-  Banyak populasi keong Biomphalaria, Australorbis
Sifat :
-  Patogen, menimbulkan penyakit schistomiasis
-  Termasuk trematoda darah oleh karena habitatnya didalam pembuluh darah balik
-  Hanya mempunyai satu macam hospes antara
Morfologi :
Dewasa :
-  Seperti scistosoma lainnya, perbedaannya tubuhnya tertutup kutikula dengan spina kasar, jenis jantan panjangnya 1 cm, sedangkan yang betina 1,5 cm
Telur :
-  Bentuknya oval memanjang
- Ukurannya 150 x 60 mikron
-  Tidak mempunyai operculum
-  Telah mengandung miraidium
- Mempunyai spina di bagian posteraleteral

Lingkaran Hidup :
-  Hospes definitive : manusia
-  Hospes antara : keong biomphalaria, Australorbis
-  Habitat : pembuluh darah balik / vena di sekitar colon desendens
-  Bentuk infektif : cercaria
-  Cara infeksi : menembus kulit kaki hospes

Telur jatuh di air – menetas miracidium – dimakan keong – sporokista – cercaria – keluar dari keong – menembus kulit kaki hospes

Gejala Klinis :
-  Cercaria : dermatitis
-  Dewasa (telurnya) : hepato-splenomegali
Diagnosis :
-  Memriksa feces penderita untuk menemukan telur
Pengobatan :
-  Niridasol, Praziquantel
Pencegahan :
-  Mengobati sumber infeksi
-  Memperbaiki lingkungan
-  Mengurangi populasi keong, memakai alas kaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar